RSS

Arsip Tag: Viar

Piaggio, SYM, Viar, dan Bajaj, perlukah Honda mewaspadainya?

yang 250cc

Honda mengeluarkan banyak motor baru untuk menyerang penjualan saingan terberatnya, Yamaha. Tahun ini aja dudah ada beberapa motor baru, CBR 250, Revo Fit, Spacy dan CBR 150. bahkan kabarnya akan ada 3 motor baru lagi sampai akhir tahun.

Kenapa Honda menggelontor banyak motor? jawabnya jelas untuk meningkatkan total penjualan dan pangsa pasarnya.

Yang jadi masalah, tahun ini juga banyak pemain baru yang masuk ke industri sepedamotor negeri ini, yang paling baru ya Piaggio dan SYM seingat saya. Keduanya bermain di skutik. Meski baru, kualitas produk Piaggio sudah terbukti, sedang SYM meski belum dikenal tapi kualitasnya sudah dianggap sepadan dengan saudara sepupunya, Kymco.

Ada juga beberapa pemain yang sudah beberapa tahun terakhir ini penjualannya nampak lumayan, macam Viar, Bajaj dan yang lainnya. Viar dengan Viornya yang lumayan laku di daerah karena harganya yang murah dan Bajaj dengan kualitas motor sport yang sudah diakui, rasa-rasanya sudah sedikit mengambil porsi penjualan motor nasional.

Meskipun pemain baru, dengan brand dan kualitas pastinya akan ada market share sekian kecil persen yang masuk ke para pemain baru ini. Dan meskipun juga ke4 pabrikan motor ini belum menjadi anggota Aisi, yang berarti data penjualannya belum bisa diketahui dengan pasti, namun secara pelan bisa saja gabungan penjualan para pemain baru ini bisa mengambil market share yang lumayan.

Intinya, meski data penjualannya tidak terdeteksi, bukan berarti tidak ada penjualan sepda motor sekian ribu dari para pemain baru ini. Yang tentunya secara tidak langsung meningkatkan jumlah penjualan motor secara nasional. Misalkan saja penjualan sepedamotor tahun 2008 menurut data Aisi adalah. 7,3 juta. Nah, ini kan belum termasuk penjualan non Aisi, bisa saja kenyataannya mencapai 7,5juta, yang 200ribu ya dari pabrikan non Aisi ini.

Yang menjadi pertanyaan saya, apa Honda sebagai pabrikan terbesar juga memikirkan ini. Pangsa pasarnya yang 50%an tentunya kenyataannya kurang dari itu. Misalkan semua pabrikan non Aisi masuk ke Aisi, bisa aja market share Honda menjadi dibawah 50%, karena masuknya data2 penjualan pabrikan2 tersebut.

Layaknya Pemilu, apa artinya memeperoleh suara 60% jika 50% penduduknya golput?

Memang tak seekstreem itu kipraah pabrikan non Aisi, tapi apa Honda tidak kawatir kalo para pabrikan baru itu akan menjadi besar di kemudian hari dan mencuri sebagian pangsa pasarnya? Adakah usaha Honda untuk menangkal penjualan para pemain baru ini seperti Honda berusaha menangkal meningkatnya pangsa pasar Yamaha?

Akhir kata, ya semuanya terserah Honda gimana menyikapi para pemain baru itu…

Itu saja!

NB: semoga cara2 yang dilakukan dalam persaingan memperebutkan pangsa pasar penjualan sepeda motor ini masih memakai persaingan yang sehat, baik pemimpin pasarnya maupun para kompetitornya….begitu kata si ganang.

 
12 Komentar

Ditulis oleh pada 10 Juli 2011 inci otomotif

 

Tag: , , , , , ,

Mau motor sport berfairing 150cc? mending Minerva R150VX atau Viar VixR!

Sampeyan mau beli motor sport berfairing? dan selama ini terlanjur nungguin njebrolnya CBR 150R?

Setelah rilis kok banderolnya yang 33juta kemahalan banget dan nguawur itu, saya sarankan sebaiknya pilih motor sport berfairing yang lain deh! Harga segitu saya rasa ndak worth it lah! lagian motor sport berfairing kan ndak cuma CBR 150R ini….masih ada yang lain…

Nih spek CBR 150R: CBR 150R dibekali mesin as tak, 150cc DOHC, silinder tunggal berpendingin cairan, plus auto fan dan twin tube frame. Tenaganya tercatat 13,1 kw pada 10.500 rpm serta torsi 12,66 Nm pada 8.500 rpm. Asupan bahan bakar sudah injeksi sehingga kadar emisi gas buang setara dengan euro2.

Dan dengan spek kayak gitu dijual dengan 33 juta, bandingkan dengan produk lain:

Minerva Sachs R150VX dibekali mesin 150cc SOHC, dapat menghasilkan tenaga hingga 13.5 PS/ 9.500 rpm dan torsi 10.5 Nm / 7000 rpm. lampu depan projection headlamp. Juga dilengkapi dengan oil cooler yang berfungsi untuk mempertahankan kinerja mesin dalam suhu panas dan advanced balancer shaft yang maksimal mengurangi getaran pada mesin.

Apalagi modelnya juga ada mirip2nya dengan CBR 150R yang lama. Dan mesinnya pun jauh lebih baik dari generasi pertamanya. Dan R150VX hanya dijual seharga 16,5 juta lho! Apa gak worth it banget tu?

spesifikasi lengkapnya bisa diliat dibawah ini.

Mau yang lebih murah? bisa juga tengok Viar VixR dibawah ini yang penampakannya jelas mirip banget dengan versi lawas CBR 150R, jadi meski kalah fresh, tapi kesan CBR juga tetep dapet. dan toh dengan harga 14,5juta sangat worth it lah untuk sebuah motor sport berfairing. Yang jelas lebih worth it daripada yang 33juta:

Nah, kalopun punya duit 33juta, saya rasa mending juga ngambil Ninja 150RR deh. Meski modelnya gak fresh kayak CBR, tapi kemampuannya dalm mengejar top speed tak diragukan lagi. Dan ini jelas lebih sport sejati daripada CBR 150R yang ngakunya real sport bike itu…

Dengan harga yang sama dan hanya kalah penampakan doang mah gak usah mikir lagi… kalo kemarin2 boleh mikir soalnya banderol harga kan masih mungkin dibawah, lha sekarang? jangan ngarepin deh AHM nurunin harga, so langsung bawa Ninja RR aja lah!

gambar dari otomotifnet.com

Nih spesifikasi lengkapnyah!

Type : 2-tak,crankcase reedvalve,SuperKIPS,HSAS
Diameter x Langkah : 59,0 x 54,4mm
Sistem Pendinginan : Pendinginan dengan air
Jumlah & Isi Silinder : Satu buah & 148cc
Perbandingan Kompresi : 6,8 : 1
Daya Maksimum : 22,1 KW ( 30,1 PS ) / 10.500 RPM
Torsi Maksimum : 21,6 Nm / 9.000 RPM
Karburator : Mikuni VM 28
Sistem Starter : Kick
Jumlah Transmisi : 6 speed, constant mesh, return shift
Tipe system reduksi primer : Gear
Rasio reduksi : 3,272 ( 72/22 )
Kopling : Wet, multi disc
Tipe Transmisi : 6 speed, constant mesh, return shift
Rasio Gigi : Ke-1    2.700 ( 27/10 )
Ke-2    1.706 ( 29/17 )
Ke-3    1.300 ( 26/20 )
Ke-4    1.090 ( 24/22 )
Ke-5    0.952 ( 20/21 )
Ke-6    0.863 ( 19/22 )
Tipe sistem final drive : Chain drive
Rasio reduksi : 3.000 ( 42/14 )
Drive rasio keseluruhan : 8.479 @ top gear
Sistem Pelumasan Oli : Oil Injection
Kapasitas Oli Samping : 1 liter
Kapasitas Oli Transmisi/Mesin : 0,87 liter
Knalpot / Muffler : Catalic Converter
Kapasitas Coolant : 1,3 liter
Suspensi Depan : Telescopic Fork Suspension
Suspensi Belakang : Monoshock Suspension
Rem Depan : Rem Cakram Twin Pot
Rem Belakang : Rem Cakram Twin Pot
Ban Depan : 90/90-17 49S Tube-type
Ban Belakang : 110/80-17 57S Tube-type
PanjangxlebarxTinggi : 1975mm x 719mm x 1090mm
Tinggi Tempat Duduk : 780mm
Jarak Poros Roda : 1.305mm
Jarak ke tanah : 145mm
Berat : 124,5 kg
Isi tangki bensin : 10,8 liter
Baterai : 12 V 4 Ah

Itu saja!

NB: gambar dari google, spek motor dari web masing2 (untuk spek Ninja RR dari data lama web-nya)

 
68 Komentar

Ditulis oleh pada 2 Juli 2011 inci motor, otomotif

 

Tag: , , , ,

Euro3 2013: Siapkah pabrikan?

Seiring akan diterapkannya standar emisi gas buang Euro3 pada tahun 2013, semua pabrikan di negeri ini harus mempersiapkan diri untuk mengikuti segala ketentuannya. Karena dengan standar emisi Euro3 berarti, semua motor khususnya 4-tak harus sudah menggunakan sistem injeksi. Kalo yang masih pake karburator mungkin akan butuh penyesuaian yang lumayan. Nah, benarkah pabrikan2 di Indonesia telah siap? kita coba liat satu persatu

Anggota AISI:

Akhir tahun lalu disela2 JMCS, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhunata, mengatakan, AISI dan anggotanya telah siap memaksimalkan efektivitas teknologi yang dikembangkan untuk menekan kerugian ekologis dan kerusakan lingkungan. Pelaku industri sepeda motor siap menjalankan standar emisi EURO III dan kebijakan lain yang berkaitan dengan penanggulangan dampak lingkungan seperti ambang batas kebisingan.

Menurutnya, seluruh pabrikan motor yang ada di Indonesia sebenarnya sudah siap untuk beranjak dari standar Euro2 ke Euro3 asalkan bahan bakar yang beredar sekarang kualitasnya meningkat. Sebab teknologi Euro3 dianggap akan sia-sia saja bila kualitas bahan bakar yang beredar sekarang masih jelek.

Jadi kendala kita Euro3 tidak bisa diproduksi kalau bahan bakarnya masih Euro2 seperti sekarang, takutnya ya mubaziir aja gitu. Oleh sebab itu, jika memang kondisi BBM masih jelek kualitasnya, produsen motor yang akan menampilkan produk yang lebih ramah lingkungan ke pasaran tentu menjadi lebih berat lagi.

Lha wong distribusi BBM sekelas Pertamax saja hingga kini baru mencakup 30 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Terus gimana tempat lain? “Kalau pemerintah siap, kami bisa membuat motor dengan standar Euro3 pada tahun 2012 mendatang,” imbuhnya.

Lebih lanjut Gunadi menjelaskan bahwa peningkatan standar emisi menjadi Euro3 selain akan berdampak positif pada lingkungan juga dianggap memberi nilai lebih bagi industri. Sebab hampir semua produsen motor yang ada di Indonesia mengekspor produknya ke luar negeri. Nah dengan perbedaan standar antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor yang rata-rata sudah menerapkan standar Euro3 ke atas ini, ongkos produksi untuk ekspor tentu akan jadi tinggi. Kalau bisa mendapatkan BBM yang cocok, produknya bisa ditrima ke arah itu. Jadi tidak ada perbedaan antara produk yang dipasarkan di dalam negeri dengan yang diekspor. Total produksi pun akan lebih efisien. Selama ini, setiap pabrik jadi harus punya dua alat. Satu alat untuk produksi standar Euro2, satu lagi Euro3 untuk ekspor. Ini kan tidak efisien

Nah, kita coba tilik satu2

Honda

Gak perlu diragukan lagi, sebagai pabrikan terbesar di Indonesia, Honda sudah jelas siap, terbukti dengan adanya Supra X 125 PGM-FI. Saya tidak jelas apakah ni mongtor sudah memenuhi standar Euro3, tapi dengan sudah injeksinya ni mongtor, diyakini sudah lolos, apalagi produk2 Honda yang dijual di Thailand sudah lolos Euro3 semua, So, gak usah dibahas lagi lah kesiapannya, dah pasti Siap.

Yamaha

Adanya V-ixion yang sudah injeksi juga, so sepertinya juga sudah siaplah karena Euro3 kan akan gampang terpenuhi kalo motor dah injeksi, toh seperti juga Honda, produk Yamaha juga banyak yang sama dengan yang dijual di Thailand yang sudah menerapkan Euro3 terlebih dahulu.

Suzuki

Nah, kalo untuk Suzuki sih belum keliatan ada yang injeksi untuk motor2nya yang dijual di tanah air. So, mungkin perlu melirik negara lain lah. Tapi saya yakin Suzuki juga sudah siap, karena toh pabrikan ini adalah pabrikan besar yang trackrecordnya juga gak pernah menyalahi kebijakan pemerintah. emang sudah pernah memiliki Shogun 125 injeksi, yang meskipun sekarang Axelo dah gak pake injeksi lagi. Yah, karena gak begitu laku ya mo gimana lagi, wong namanya jualan ya kalo gak laku yang gak dijual lagi lah. Jadi, sebenarnya sebagai sebuah pabrikan besar tentunya Suzuki sudah siap dengan ketentuan Euro3 ini, wong sudah mampu menginjeksi motor 4-taknya je.

Kawasaki

Soal kawasaki, sepertinya hanya produk motor 2-taknya yang bakal memenuhi kesulitan. Soalnya, untuk bisa lolos Euro2 saja,  motor ini perlu dilengkapi dengan Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve System), HSAS (High Performance Secondary Air System) dan catalic converter pada knalpotnya. Lha kita lihat saja teknologi apa lagi yang akan disematkan Kawasaki pada Ninja 150 agar lolos Euro3. Bakal banyak banget kayaknya.

namun, menurut tulisan di motorplus, sebenarnya Kawasaki mampu untuk mengatasi standar tersebut dalam produk motor 2-taknya. Yang dipikirkan mungkin hanya cost produksinya, apa bakal bisa cocok apa enggak. Jadi, bagi para pecinta Ninja 150 2-tak, ya monggo segera beli saja, takutnya harganya bakal dimahalin buat memenuhi standar Euro3 ini, atau malah bakal gak dijual lagi tuh.

Oya, sebenarnya Kawasaki bisa juga menggunakan momen penerapan Euro3 ini untuk meluncurkan produk baru Ninja 150cc 4-tak. Jadi sambil menunggu waktu ya riset dululah, masa mo ngandelin motor 2-tak terus sih? tar bisa2 tambah mahal harganya….

Piaggio

Piaggio adalah pabrikan dari Italy, yang mana di ERopa sudah jauh lebih dulu nerapin Euro3, so gak masalahlah, wong Euro3 asalnya juga dari Eropa sono je

Kymco

Pabrikan ini sebenarnya adalah pabrikan besar yang produknya banyak dijual di Eropa, so tentu juga produknya sudah lolos Euro3. Yang jadi masalah kok sampai sekarang pabrikan ini gak balik2 ke negeri ini tu ngapain aja, bukannya kasusnya juga sudah selesai di Pengadilan?

kymco like

Kanzen

Weits, saya gak ngerti sama sekali dengan pabrikan ini. beberapa sumber sih bilang kalo pabrikan yang sudah mencanangkan diri sebagai motor nasional ini masih jualan selama tahun 2010, tapi gak jelas juga sampai sekarang. Dan sepertinya untuk mengikuti standar Euro3 juga bakal kewalahan, wong jualan aja seret je…

TVS

Pabrikan asal India ini adalah pabrikan besar di negeri asalnya, bahkan ada dalah satu varian Apache yang kalo tidak salah juga sudah menerapkan injeksi dalam pengaturan campuran bahan bakar dengan udaranya.

So menghadapi penerapan Euro3 di Indonesia tahun 2013 saya yakin sudah siaplah. lha mosok cuma nambahin injeksi di semua produknya aja masa gak bisa, ya tho?

Pabrikan Non-Aisi

Bajaj

bajaj seperti juga TVS yang berasal dari India. Di India, keduanya adalah pabrikan besar. Meski line up produknya yang dijual di India pun sepertinya belum injeksi, tapi saya yakin sebagai pabrikan besar yang berusaha untuk mendunia, Bajaj pasti gampanglah memenuhi standar Euro3.

Apalagi, Bajaj juga mengantungi saham KTM yang notabene pasarnya adalh di Eropa. So, masalah injeksi mah cemen, hehehe

Viar

Nah, sepertinya tinggal Viar yang sama sekali belum saya ketahui gimana teknolgi di produknya. Hanya saja dengan melihat kiprahnya beberapa tahun terakhir yang bisa dibilang sukses dengan matic Vior-nya saya yakin Viar masih akan cemerlang ke depannya. Ya, soal injeksi sih bakal mudah diterapkan kalo ada dana. Selama penjualan oke, duit ngalir dan riset injeksi ya bakalan gampang lah…

Minerva

Katanya pabrikan ini udah ada kerjasama dengan Sachs yang dari Jerman, so harusnya sudah siap juga dong.Tinggal mengaplikasikan saja sepertinya.

Dan lain-lain dah.

Nah, jika memang semua pabrikan sudah siap, ya tinggal Pemerintah dan Pertamina saja yang perlu menyiapkan diri/ Lha wong pabrikan butuhnya cuma infrastruktur bahan bakar yang berkualitas saja ko untuk bisa nerapin standar Euro3 ini.

Hmmm, jadi memang yang perlu menyiapkan diri ya cuma Pertamina alias Pemerintah.

Lha bagaimana dengan konsumennya? apa sudah siap? hmmmm

Itu aja dulu deh.

NB: tulian terkait:

Euro3 2013: Siapkah Pemerintah?

 
24 Komentar

Ditulis oleh pada 5 Juni 2011 inci otomotif

 

Tag: , , , , , , , , , , ,

Motnas dan Mobnas, apa maksud sampeyan?

kanzen ngaku motnas, menurut sampeyan?

Berbicara tentang motor, tak jarang yang mempertanyakan tentang adanya Motnas (motor Nasional). Sebagian orang mempetanyakan kiprah warga negara ini yang belum mampu membuat sebuah motor yang bisa dilabeli sebagai motor nasional.

Saya tidak tahu sebenarnya apa yang dimaksud oleh orang-orang tersebut yang katanya cinta tanah air bi lebih suka produk dalam negeri dengan mengatakan bahwa di Indonesia ini belum ada motor Nasional.

Kalau menurut saya kok sudah banyak sekali motor yang dijual dan kita liat di jalanan bisa disebut sebagai motor nasional.

Lho kok? maksudnya apa ini?

Pertama-tama, kita harus menjabarkan dulu apa sih yang dimaksud dengan motor Nasional itu. Dan beberapa pihak (termasuk sampeyan mungkin) menyebutkan bahwa motnas adalah motor yang diproduksi dari ide dan kreativitas bangsa Indonesia sendiri. Intinya, segala tetek bengek motor termasuk mesin dan body motor secara keseluruhannya ya diproduksi oleh orang Indonesia dan diproduksinya juga di Indonesia. Begitu bukan?

Nah, jika memang demikian, bukankah bisa banyak sekali motor nasional tersebut. Sebut saja beberapa merk motor kayak MAK yang diproduksi di Kalasan, DIY. Kanzen yang malah sudah mencanangkan diri sebagai motnas. beberapa produk merk Kaisar, Dayang, Viar dan bahkan beberapa motor dari pabrikan Jepang.

Lho kok?

Lha, kalo ngeliat segala sesuatu yang ada di beberapa motor tersebut, apa tidak bisa dibilang kalo motor2 tersebut adalah motor nasional? Apa alasannya?Nih beberapa alasannya:

  • lebih dari 80% motor baru yang dijual di Indonesia saat ini diproduksi di Indonesia. Bisa diitung dengan tangan berapa motor yang diimpor langsung dari luar negeri, ya tho? wong setahu saya cuma CBR, Pulsar series, NInja 250, motor2nya TVS saja yang diimpor semua bagiannya dari luar negeri.
  • banyak motor yang 80% bahkan 90% bahannya sudah berasal dari Indonesia. Ngarepin 100%? lha kalo ada satu jenis logam yang kuantitasnya di negeri ini cuma sedikit, ya gak bakalan punya motnas dong negeri ini! bahkan saya yakin Jepang pun tak mempunyai semua sumber dayanya sendiri dari dalam negeri, saya yakin walau cuma satu baut atau satu macem warna cat yang diimpor dari negara lain. Lagipula, dalam program pemerintah dulu yang dimaksud motnas atau mobnas toh yang penting mengandung 80% unsur asli Indonesia.
  • banyak motor yang desainnya sudah dibuat di Indonesia, bahkan motor seperti Honda Tiger atau Yamaha New Scorpio Z desainnya dibuat di Indonesia, dan bahkan beberapa motor langsung didesain oleh orang Indonesia.
  • mesinnya pun sudah banyak didesain oleh orang Indonesia. Gak percaya? coba aja liat hasil penelitian beberapa lembaga yang ada di Indonesia, mesinnya gak kalah sama mesin motor impor kan? Jadi, jangan dianggap bahwa semua motor yang dikeluarin AHM atau YMKI itu desain mesinnya pasti dari luar. Banyak juga ahli mesin yang bekerja buat RnDnya ATPM asing, apalagi RnD suzuki aja dah ada di negeri ini. Saya yakin ada orang kita yang terlibat di dalamnya.
  • motor yang prinsipalnya ada di Indonesia. Nah, bukannya motor seperti Kaisar, Dayang, Viar dan beberapa merk motor asal China yang lain kan sudah jelas kalo perusahaannya di Indonesia lebih besar dari pada di negeri asalnya sana. Bahkan MAK didirikan langsung di Yogya.
  • soal merk, mungkin sebagian orang akan menganggap kalo merk-nya harus asli dari Indonesia. So, jika memang demikian ya memang tidak banyak, bahkan setahu saya ya cuma MAK saja yang dari awal berdirinya udah make nama dan merk yang diciptakan di negeri ini.

Lha, kalo sudah demikian, dimana sih batasan yang disebut motnas atau juga mobnas itu?

Oke, saya mencoba membahas satu persatu deh

1.Honda

berbicara Honda, sudah jelas bahwa asal pabrikan ini adalah Jepang. Tapi kalo berbicara untuk masing2 produk Honda Indonesia (AHM), saya kok yakinada yang benar2 asli negeri ini ya, meski gak yakin juga yang mana. Coba kita analisis HOnda Tiger, desain Tiger Revo kabarnya adalah desain asli AHM, trus mesinnya adalah GL series yang meskipun GL series juga dipasarkan di beberapa negara lain, tapi mesin Tiger sendiri kalo tidak salah hanya dipake di Indonesia, so saya yakin itu pun hasil pengembangan AHM sendiri. Tempat produksi dan bahannya sudah pasti lebih dari 80% adalah dari negeri ini. Jika memang demikian apa gak bisa dibilang kalo Tiger itu motor nasional? jangan berbicara merk dulu karena paten merk itulah yang mencegah perusahaan kecil untuk berkembang mengalahkan “pihak yang sudah punya merk”

desain asli sini, motnas?

Tapi juga tidak bisa dibilang kalo semua produk AHM adalah motor nasional karena toh CBR 250R masih diimpor CBU dari Thailand, bahkan NMP pun masih ngambil desain dari Honda India (ya tho? cmiiw). Supra X 125 juga dijual di beberapa negara Asean, so gak yakin kalo AHM yang bikin. Apalagi Spacy, meski diproduksi di mari, kalo sudah produk global ya jangan dianggap sebagai motnas salah satu negara lah, cuma Honda yang tahu dimana RnD motor ntu…atau jangan2 malah dilakukan di berapa negara….

Yamaha

Sama seperti Honda, produk Yamaha yang mungkin masih bisa dianggep motnas adalah New Scorpio Z, (kalo bebek atau matik kurang paham soalnya). Kenapa? karena NSZ setahu saya (jika ada yang lebih tahu mohon saya dikorkesi) diproduksi dan dijual hanya di Indonesia dan secara terang2an disebutkan bahwa desain NSZ adalah desainnya YMKI.

Nah lHo…

Suzuki

RnD Suzuki belum lama ini sudah pindah ke Indonesia, dan kabarnya saat ini sedang mengembangkan sebuah motor 150cc yang berbeda dengan produk Suzuki di negara lain, baik mesin maupun desainnya. Dan tentunya bakalan diproduksi dimari. Nah, selain merk Suzuki yang asli Jepang, hampir semua bagian diproduksi di mari, apa motor ni nanti bakal disebut motnas?

Kawasaki

di negara lain, Ninja 2 tak sudah tidak dijual(atau memang gak pernah dijual di negara lain) so KMI harus meriset segala sesuatu dan memproduksi motor ini sendiri.

Namun, karena menurut masyarakat kita merk ke4 merk tersebut adalah berasal dari Jepang, makanya gak bisa dibilang motnas, ya tho?

Selanjutnya Kanzen

Motor ini menyebut dirinya motnas karena lebih dari 80% merupakan asli unsur dari dalam negeri. Tapi karena merknya dari China, tetep bukan motnas menurut sampeyan tho?

Viar

dah jelas diproduksi di dalem negeri dengan lebih dari 80% bahan dari Indonesia, pabriknya di Semarang (cmiiw) pun besar, lebih besar dari pabrik asalnya dulu di negeri sono… menurut sampeyan motnas bukan?

Kaisar, dayang

Nama motor ini dah make bahasa Indonesia. Jika bahan motornya lebih dari 80% dari dalam negeri, bisa disebut motnas tidak? pasti jawabnya tidak, lha wong aslinya tetep dari luarnegeri cuma ganti nama, begitu tho menurut kebanyakan orang?

MAK

Nah kalo ini mengaku motnas asli, bahkan dari awal berdiri, nama merk, produksinya semuanya asli di Indonesia. Kabarnya desainnya pun dibuat orang kita dengan inspirasi model motor Jepang. kualitasnya pun sudah teruji, garansi juga nyampe 3 tahun, padahal produk Jepang aja cuma  rata2  satu tahun doang. Masih bisa dianggep motnas tho? pada berani ngakuin dan beli motnas ini gak?

nah, yang jadi ganjalan untuk menyebut MAK sebagai motnas mungkin cuma masalah mesinnya yang masih diimpor dari RRT (kabarnya) dan pemakaian unsur dalam negerinya yang baru 70%. Tapi kalo emang ke depan bisa jadi 80% apa kita semua mau menyebutnya sebagai motnas?

MAK, pertama berdiri di Kalasan, DIY. MOtnas????

Hmmmm….sepertinya mata orang Indonesia yang kurang terbuka, lha kalo ngarepin yang semua-muanya datang dari negeri ini ya susah, gak bakalan malah….

Segala pemerintah disalahkan pula, katanya gak mau mengembangkan motnas lah, gak bikin BUMN buat bikin motnas lah, gak mau ngasih fasilitas lah. Ya mo gimana lagi, wong motor yang beredar saja sudah banyak mewakili anggapan pemerintah sebagai motnas je, apa semua masih harus dikberi fasilitas? misalkan saja MAK dianggep motnas trus dikasih keringanan pajak, apa yang laimn gak protes? jangan pabrikan seperti Viar, Honda pun saya yakin juga bakal protes je….

nah, sepertinya tinggal bagaimana kita memberikan definisi tentang pengertian motnas, termasuk juga mobnas. Itu saja!

NB: kalo emang MAK itu motnas, kok orang2 yang bilang cinta produk dalem negeri masih saja pakai motor dari ATPM Jepang ya?

 
19 Komentar

Ditulis oleh pada 30 Mei 2011 inci goblog, otomotif

 

Tag: , , , ,