Seiring akan diterapkannya standar emisi gas buang Euro3 pada tahun 2013, semua pabrikan di negeri ini harus mempersiapkan diri untuk mengikuti segala ketentuannya. Karena dengan standar emisi Euro3 berarti, semua motor khususnya 4-tak harus sudah menggunakan sistem injeksi. Kalo yang masih pake karburator mungkin akan butuh penyesuaian yang lumayan. Nah, benarkah pabrikan2 di Indonesia telah siap? kita coba liat satu persatu
Anggota AISI:
Akhir tahun lalu disela2 JMCS, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhunata, mengatakan, AISI dan anggotanya telah siap memaksimalkan efektivitas teknologi yang dikembangkan untuk menekan kerugian ekologis dan kerusakan lingkungan. Pelaku industri sepeda motor siap menjalankan standar emisi EURO III dan kebijakan lain yang berkaitan dengan penanggulangan dampak lingkungan seperti ambang batas kebisingan.

Menurutnya, seluruh pabrikan motor yang ada di Indonesia sebenarnya sudah siap untuk beranjak dari standar Euro2 ke Euro3 asalkan bahan bakar yang beredar sekarang kualitasnya meningkat. Sebab teknologi Euro3 dianggap akan sia-sia saja bila kualitas bahan bakar yang beredar sekarang masih jelek.
Jadi kendala kita Euro3 tidak bisa diproduksi kalau bahan bakarnya masih Euro2 seperti sekarang, takutnya ya mubaziir aja gitu. Oleh sebab itu, jika memang kondisi BBM masih jelek kualitasnya, produsen motor yang akan menampilkan produk yang lebih ramah lingkungan ke pasaran tentu menjadi lebih berat lagi.
Lha wong distribusi BBM sekelas Pertamax saja hingga kini baru mencakup 30 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Terus gimana tempat lain? “Kalau pemerintah siap, kami bisa membuat motor dengan standar Euro3 pada tahun 2012 mendatang,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gunadi menjelaskan bahwa peningkatan standar emisi menjadi Euro3 selain akan berdampak positif pada lingkungan juga dianggap memberi nilai lebih bagi industri. Sebab hampir semua produsen motor yang ada di Indonesia mengekspor produknya ke luar negeri. Nah dengan perbedaan standar antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor yang rata-rata sudah menerapkan standar Euro3 ke atas ini, ongkos produksi untuk ekspor tentu akan jadi tinggi. Kalau bisa mendapatkan BBM yang cocok, produknya bisa ditrima ke arah itu. Jadi tidak ada perbedaan antara produk yang dipasarkan di dalam negeri dengan yang diekspor. Total produksi pun akan lebih efisien. Selama ini, setiap pabrik jadi harus punya dua alat. Satu alat untuk produksi standar Euro2, satu lagi Euro3 untuk ekspor. Ini kan tidak efisien
Nah, kita coba tilik satu2
Honda
Gak perlu diragukan lagi, sebagai pabrikan terbesar di Indonesia, Honda sudah jelas siap, terbukti dengan adanya Supra X 125 PGM-FI. Saya tidak jelas apakah ni mongtor sudah memenuhi standar Euro3, tapi dengan sudah injeksinya ni mongtor, diyakini sudah lolos, apalagi produk2 Honda yang dijual di Thailand sudah lolos Euro3 semua, So, gak usah dibahas lagi lah kesiapannya, dah pasti Siap.
Yamaha
Adanya V-ixion yang sudah injeksi juga, so sepertinya juga sudah siaplah karena Euro3 kan akan gampang terpenuhi kalo motor dah injeksi, toh seperti juga Honda, produk Yamaha juga banyak yang sama dengan yang dijual di Thailand yang sudah menerapkan Euro3 terlebih dahulu.
Suzuki
Nah, kalo untuk Suzuki sih belum keliatan ada yang injeksi untuk motor2nya yang dijual di tanah air. So, mungkin perlu melirik negara lain lah. Tapi saya yakin Suzuki juga sudah siap, karena toh pabrikan ini adalah pabrikan besar yang trackrecordnya juga gak pernah menyalahi kebijakan pemerintah. emang sudah pernah memiliki Shogun 125 injeksi, yang meskipun sekarang Axelo dah gak pake injeksi lagi. Yah, karena gak begitu laku ya mo gimana lagi, wong namanya jualan ya kalo gak laku yang gak dijual lagi lah. Jadi, sebenarnya sebagai sebuah pabrikan besar tentunya Suzuki sudah siap dengan ketentuan Euro3 ini, wong sudah mampu menginjeksi motor 4-taknya je.
Kawasaki
Soal kawasaki, sepertinya hanya produk motor 2-taknya yang bakal memenuhi kesulitan. Soalnya, untuk bisa lolos Euro2 saja, motor ini perlu dilengkapi dengan Super KIPS (Kawasaki Integrated Powervalve System), HSAS (High Performance Secondary Air System) dan catalic converter pada knalpotnya. Lha kita lihat saja teknologi apa lagi yang akan disematkan Kawasaki pada Ninja 150 agar lolos Euro3. Bakal banyak banget kayaknya.

namun, menurut tulisan di motorplus, sebenarnya Kawasaki mampu untuk mengatasi standar tersebut dalam produk motor 2-taknya. Yang dipikirkan mungkin hanya cost produksinya, apa bakal bisa cocok apa enggak. Jadi, bagi para pecinta Ninja 150 2-tak, ya monggo segera beli saja, takutnya harganya bakal dimahalin buat memenuhi standar Euro3 ini, atau malah bakal gak dijual lagi tuh.
Oya, sebenarnya Kawasaki bisa juga menggunakan momen penerapan Euro3 ini untuk meluncurkan produk baru Ninja 150cc 4-tak. Jadi sambil menunggu waktu ya riset dululah, masa mo ngandelin motor 2-tak terus sih? tar bisa2 tambah mahal harganya….
Piaggio
Piaggio adalah pabrikan dari Italy, yang mana di ERopa sudah jauh lebih dulu nerapin Euro3, so gak masalahlah, wong Euro3 asalnya juga dari Eropa sono je
Kymco
Pabrikan ini sebenarnya adalah pabrikan besar yang produknya banyak dijual di Eropa, so tentu juga produknya sudah lolos Euro3. Yang jadi masalah kok sampai sekarang pabrikan ini gak balik2 ke negeri ini tu ngapain aja, bukannya kasusnya juga sudah selesai di Pengadilan?

- kymco like
Kanzen
Weits, saya gak ngerti sama sekali dengan pabrikan ini. beberapa sumber sih bilang kalo pabrikan yang sudah mencanangkan diri sebagai motor nasional ini masih jualan selama tahun 2010, tapi gak jelas juga sampai sekarang. Dan sepertinya untuk mengikuti standar Euro3 juga bakal kewalahan, wong jualan aja seret je…
TVS
Pabrikan asal India ini adalah pabrikan besar di negeri asalnya, bahkan ada dalah satu varian Apache yang kalo tidak salah juga sudah menerapkan injeksi dalam pengaturan campuran bahan bakar dengan udaranya.
So menghadapi penerapan Euro3 di Indonesia tahun 2013 saya yakin sudah siaplah. lha mosok cuma nambahin injeksi di semua produknya aja masa gak bisa, ya tho?
Pabrikan Non-Aisi
Bajaj
bajaj seperti juga TVS yang berasal dari India. Di India, keduanya adalah pabrikan besar. Meski line up produknya yang dijual di India pun sepertinya belum injeksi, tapi saya yakin sebagai pabrikan besar yang berusaha untuk mendunia, Bajaj pasti gampanglah memenuhi standar Euro3.
Apalagi, Bajaj juga mengantungi saham KTM yang notabene pasarnya adalh di Eropa. So, masalah injeksi mah cemen, hehehe
Viar
Nah, sepertinya tinggal Viar yang sama sekali belum saya ketahui gimana teknolgi di produknya. Hanya saja dengan melihat kiprahnya beberapa tahun terakhir yang bisa dibilang sukses dengan matic Vior-nya saya yakin Viar masih akan cemerlang ke depannya. Ya, soal injeksi sih bakal mudah diterapkan kalo ada dana. Selama penjualan oke, duit ngalir dan riset injeksi ya bakalan gampang lah…
Minerva

Katanya pabrikan ini udah ada kerjasama dengan Sachs yang dari Jerman, so harusnya sudah siap juga dong.Tinggal mengaplikasikan saja sepertinya.
Dan lain-lain dah.
Nah, jika memang semua pabrikan sudah siap, ya tinggal Pemerintah dan Pertamina saja yang perlu menyiapkan diri/ Lha wong pabrikan butuhnya cuma infrastruktur bahan bakar yang berkualitas saja ko untuk bisa nerapin standar Euro3 ini.
Hmmm, jadi memang yang perlu menyiapkan diri ya cuma Pertamina alias Pemerintah.
Lha bagaimana dengan konsumennya? apa sudah siap? hmmmm
Itu aja dulu deh.
NB: tulian terkait:
Euro3 2013: Siapkah Pemerintah?